Senin, 11 Januari 2016

Cara Membuat Pembuka Cerita Fiksi Yang Baik

Cara Membuat Cerpen - Ini yakni satu buah kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan! Pepatah ini kiranya pass cocok buat menggambarkan betapa kerasnya perjuangan Retno Kumala (46), si pemilik kisah Catatan Hitam kali ini. Demi hari depan ke-2 anaknya, dirinya nekad pilih jalan hidup yang bisa saja teramat susah dijelaskan dengan nalar. Dirinya rela kawin bersama genderuwo. Ini beliau melaksanakan bukan semata-mata lantaran beliau mendambakan hidup bahagia bersama limpahan harta dari suaminya yang berasal dari dunia gaib tersebut. Tetapi, sekali lagi, beliau melakukannya demi hari esok ke-2 anaknya yang sudah lama ditinggal berangkat oleh ayahnya.

Bagaimanakah kebenaran seterusnya yang mesti dirinya hadapi? Pada Pengasuh rubrik kesayangan ini Retno Kumala mengisahkan Catatan Hitam hidupnya itu dengan cara kumplit. Selamat mengikuti…! Kehidupan hunian tanggaku terhadap awalnya amat sangat bahagia. Suamiku, Warijo, satu orang laki-laki yang amat sangat bertanggungjawab. Dia serta ayah yang baik dan  amat sangat menyayangi ke-3 anaknya.


Terhadap satu buah waktu kami mesti pindah dari Surabaya ke Palembang. Maklum saja, saat itu Mas Warijo dimutasi ke kantor cabang perusahaan tempatnya bekerja dengan posisi dan  jabatan, pun penghasilan yang pasti saja jauh lebih baik. Semula kami mengharapkan dapat meraih kehidupan yang lebih bahagia lagi di lokasi baru ini, tapi justeru di Kota Empek Empek inilah kepahitan itu berawal.

Tragedi itu bermula dari vonis kanker otak pada anak ke-3 kami Bambang Prihandoko, yang waktu itu baru berusia 3,5 thn. Fakta ini sungguh memukul batinku, serta batin suamiku. Sejak si bungsu divonis mengidap kanker otak, kulihat Mas Warijo tidak jarang membayangkan seseorang diri. Benar-benar, dibanding ke-2 anaknya lainnya, Mas Warijo jauh lebih menyayangi si bungsu, karena sejak bayi merah anak ini memang lah tidak jarang sakit-sakitan maka membutuhkan perhatian ekstra dari kami.

Sebab itulah tumbuh kasih sayang yang amat sangat agung dari kami berdua, terutama Mas Warijo yang sempat menyebuntukan Bambang juga sebagai “anak yang dapat mempunyai tidak sedikit keajaiban,” karena kala saya mengandungnya Mas Warijo mengaku tidak jarang bermimpi ditemui seseorang kakek bersorban putih serupa sosok wali, yang menitipkan anak padanya. Tapi, mimpi hanyalah mimpi. Fakta masih bicara lain.

Sumber Artikel : http://www.berkonten.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar